Pemandangan yang cantik, agrowisata, hutan, sungai, panjat tebing, goa, serta bibir pantai yang indah memang menjadi kekayaan Desa Sawarna. Memiliki panjang 65 kilometer, Pantai Sawarna memang menyajikan panorman yang indah. Air laut yang jernih, dengan pasir putih. Seperti mengajak untuk berjemur dan bergulung-gulung di atasnya. Hiasan karang yang mengisi panjangnya bibir pantai membuat lanskap menjadi lengkap untuk dijadikan bidikan kamera.
Lokasi Panatai Sawarna
Berjarak 150 kilometer dari Rangkasbitung, wisatawan kebanyakan berasal dari Bandung, Jakarta, dan sekitarnya. Jalanan menuju Pantai Sawarna lumayan baik, meski belum sempurna dan masih harus terus diperbaiki. Untuk lokasi lebih jelasnya bisa di lihat di google map pada link berikut: https://goo.gl/maps/u2v8q6WsRuM2
Pantai Sawarna sendiri selain memang indah juga memiliki ombak yang besar dan arusnya kuat. Menjadi bagian dari pantai selatan Jawa, yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Banyak peselancar yang menyempatkan untuk menjajal ombak di Pantai Sawarna. Sehingga jika berkunjung ke sana, Anda tak hanya melihat wisatawan lokal, tetapi juga turis asing yakni turis yang hobi berselancar. Jadi, memang Pantai Sawarna ini tak kalah menariknya dari pantai-pantai di Bali.
Tiket Masuk Pantai Sawarna
Perlu Anda ketahui nantinya di pantai Sawarna ini Anda akan disambut berbagai macam obyek wisata lengkap dari mulai wisata kuliner hingga wisata surfing. Untuk menikmati itu Anda cukup membayar biaya masuk seharga Rp 5.000,-/orang dan parkir kendaraan roda dua Rp 2.000,- dan Rp 5.000,- untuk mobil. Harga yang sangat terjangkau untuk mendapatkan liburan menyenangkan dan istimewa di pantai ini.
Sejarah Penamaan Dan Legenda Pantai Sawarna
Desa Sawarna sendiri ada beberapa pantai yang bisa dikunjungi seperti Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar, Pantai Lagoon Pari, dan masih banyak lagi pantai menarik lainnya di Desa Sawarna. Di desa Sawarna terdapat sebuah makam Jean Louis van Gogh, sepupu dari Vincent Van Gogh bersemayam (Makamnya baru ditemukan sekitar tahun 2000-an). Sekitar tahun 1907 Jean Louis membuka sebuah perkebunan kelapa seluas 54 hektare, tepatnya terletak di area wisata Sawarna.
Sejarah kata “Sawarna” sebenarnya ada dua versi, yang akan kita bahas satu persatu :Menurut cerita, nama Pantai Sawarna diambil dari nama kepala desa pertama di tempat itu. Kepala desa itu bernama Swarna dan merupakan tokoh kampung. Swarna orang pertama yang menjadi kepala desa di sini. Dia tetua di sini. Dia hidup tahun 1900-an. Jadi diambilah namanya menjadi nama desa. Kepala desa tersebut berhasil memajukan desa dan sangat disegani, sehingga namanya diabadikan pada pantai ini.
Selain itu, pemakaian nama itu dianggap tepat ciri khas dari sifat kepala desa pertama ketika yakni memiliki spirit kebersatuan. Kepala desa itu membuat penduduk desa nyaman dan bersehati dalam membangun desanya. Sehingga, pemakaian nama tersebut juga memiliki arti dapat menciptakan kebersatuan, kebersamaan dalam satu warna. Supaya penduduk di lokasi itu satu warna yakni masyarakat Sunda. Lantas mengapa Swarna menjadi Sawarna? Karena satu warna dalam bahasa Sunda adalah Sawarna.
Baca Juga: 7 Pantai Tempat Surfing Paling Populer Di Bali
Pantai Tanjung Layar juga diceritakan dalam Babad Sunda dan legenda dongeng pesisir selatan, menurut dongeng dan cerita para terdahulu sesepuh banten pakidulan atau banten selatan, pada jaman dahulu kala, Karang Dua ini adalah jelmaan dari dua buah kekuatan yang akan dijadikan layarnya perahu atau kapal Sang Sangkuriang untuk berlayar mengarungi samudera Selatan setelah melangsungkan pernikahannya dengan Dayang Sumbi atau ibunya sendiri,
Namun Yang Maha Kuasa tidak mengabulkan dan mengijinkan kehendak Sangkuriang. Sangkuriang yang gagal berlayar kemudian membongkar semua peralatan perahu termasuk layarnya. Konon menurut cerita perahu itupun ditendang ke sebelah bagian Utara dan berubahlah menjadi Gunung Tangkuban Parahu. Nah kalau layar-layar yang besar di lempar kebagian Selatan dan berubahlah menjadi karang yang kokoh dan tegar di pantai ini, tepatnya di wilayah provinsi Banten, tepatnya desa Sawarna, kecamatan Bayah.
Keanehan selanjutnya adalah jika ada orang yang hanyut di pantai Sawarna, maka kebanyakan akan tenggelam, karena mungkin ada arus bawah yang kuat. Biasanya korban tenggelam akan ditemukan atau keluar dari dalam laut sebelum tiga hari menghilang, barulah mayat akan ditemukan dalam keadaan mengambang dan membusuk biru, ini yang sudah-sudah pernah terjadi di sini.
Terdengar cukup berbahaya jika kita mencoba berenang ke tengah semenanjung Sawarna ini ya… Anda pasti merinding. Goa ini berada disekitar pematang sawah di kawasan wisata pantai Sawarna. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat desa, sebelum Sawarna dan Goa Lalay ramai dikunjungi orang, goa itu ada ‘penghuninya’.
Ceritanya di dalam Goa Lalay itu ada lindung atau belut sebesar tumbukan padi, tapi tidak pernah ganggu orang. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat desa, lindung atau belut mistis itu biasanya keluar pada saat menjelang malam hari. Namun, tak seluruh tubuhnya keluar dari goa. Sebab, hanya kepalanya saja yang muncul. Goa Lalay itu sendiri artinya goa kelelawar, karena di dalamnya banyak kelelawar. Kedalamannya sampai 2 km, untung pengunjung jarak aman 400 m. Makin ke dalam makin indah.
Jelas ini cuma dongeng hikayat semata.
Jalur Barat
- Serang – Pandeglang – Saketi – Malimping – Bayah – Sawarna
- Rangkas Bitung – Gunung Kencana – Malimping – Bayah – Sawarna
- Cilegon – Anyer – Labuan – Malimping – Bayah – Sawarna
Jalur Timur
- Ciawi – Cikidang – Pelabuhan Ratu – Cisolok – Sawarna
- Bogor – Cijeruk – Lido – Cikidang/Cibadak – Pelabuhan Ratu – Cisolok – Sawarna
- Perjalanan dari Bandung menuju Desa Sawarna.
- Bandung – Cianjur – Sukabumi – Cibadak – Pelabuhan Ratu – Cisolok – Sawarna
Leave a reply