Situs Sangiran adalah objek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi untuk sains dan merupakan aset Indonesia. Sejak tahun 1977 situs Sangiran didirikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya. Pada tahun 1996 Sangiran terdaftar di Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai Warisan Dunia.
Sejak adopsi sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, Sangiran memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia, khususnya ilmu arkeologi, geologi, paleoantropologi, dan biologi. Dilihat dari temuannya, situs Sangiran adalah situs arkeologi paling lengkap di Asia dan dunia.
Jenis Homo erectus manusia purba yang ditemukan di wilayah sekitar Sangiran ada lebih dari 100 individu yang mengalami evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili 65% dari semua fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan mewakili 50% dari jumlah fosil serupa yang ditemukan di dunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan berasal dari Pleistocene Early and Middle Pleistocene, dan mungkin juga pada Pleistocene End. Jenis manusia memiliki tinggi badan sekitar 165-180 cm dengan postur tegak, tetapi bukan Meganthropus yang tangguh. Mereka memiliki gigi geraham yang masih besar, rahang yang kuat, tonjolan alis tebal dan salib di dahi dari kuil ke kuil dan belakang tonjolan kepalanya nyata, tidak ada dagu dan hidung yang lebar. Perkembangan otak baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan pria ini terdaftar dalam Homo erectus kuno.
Keberadaan wilayah Sangiran penting dan menarik, bahkan Anda dapat melihat lokasi penampakan dan lapisan stratigrafi yang berusia jutaan tahun. Saat ini area seluas 56 km persegi ini masih dihuni oleh komunitas sekitar Sangiran. Sangiran adalah aset yang sangat penting baik secara nasional maupun internasional.
- Cetakan Fosil Manusia Purba Australopithecus Africanus, Phithecanthropus Modjokertensis, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus Soloensis, Homo Neanderthal Eropa, Homo Neanderthal Asia dan Homo Sapiens sapiens.
- Fosil Manusia Homo Sapiens Fosil Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata): Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah purba), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaejavanica (harimau), Sus sp. (babi), Rhinocerous sondaicus (Badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa).
- Fosil Binatang Air Crocodillus sp. (buaya), ikan, kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Foraminifera dan Chelonia sp (kura-kura). Binatang-binatang ini merupakan sisa-sisa binatang yang muncul sejak zaman Akhir Pliosen.
- Batuan Rijang, Kalsedon, dan Agate, merupakan bahan pembuatan alat-alat dari batu yang banyak ditemukan di daerah Sangiran maupun di sekitar Pegunungan Kendeng.
- Fosil Tumbuhan Laut berupa diatomit yaitu endapan dari ganggang laut diatomea.
- Alat-alat Bantu Berupa alat serpih, bilah, serut, gurdi, kapak perimbas, bola batu, dan kapak penetak sebagai hasil budaya manusia purba yang beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Semua alat batu tersebut ditemukan di wilayah Sangiran.
Akses transportasi Ke Museum Purbakala Sangiran Solo
Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Solo depresi sekitar 17 km di sebelah utara kota Solo. Tidak ada akses transportasi umum ke sini. Jadi, Anda harus menyewa mobil atau sepeda motor. Dari Kota Solo, wisatawan bisa menyusuri jalur Kalijambe untuk sampai ke Museum Sangiran. Apabila berangkat dari Yogyakarta, maka Anda harus menuju Kota Solo, kemudian mengikuti jalur ke utara menuju Kalijambe-Sangiran. Jika berangkat dari Semarang, Anda dapat menempuh jarak sekitar 100 kilometer, melalui Purwodadi, Kalijambe, kemudian Sangiran. Rute lainnya, dari Semarang bisa melewati Salatiga, Karang Gede (Boyolali), Gemolong, Kalijambe, kemudian Sangiran. Sedangkan bila berangkat dari Surabaya, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 280 kilometer, melewati jalur Madiun-Ngawi, kemudian memasuki Sragen dan dilanjutkan menuju jalur Kalijambe-Sangiran. bagi anda wisatawan luar daerah jawa alangkah bagusnya anda memakai kendaraan sendiri atau memakai Bus Pariwisata untuk ketempat museum ini.
Leave a reply