Gunung Cikurai mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane dan Hutan Ericaceous. Secara topograpi Gunung Cikuray memiliki kawasan yang cukup curam. Berbeda dengan kedua adiknya Gunung Papandayan dan Gunung Guntur, Gunung Cikuray banyak ditumbuhi pohon purba endemik pulau jawa seperti Manglid, Puspa, Huru, Saninten dan masih banyak yang lainnya. Keistimawaan lainnya adalah pemandangan luar biasa di Puncak Gunung Cikuray bagaikan negri di atas awan.
Sebagai salah satu gunung tertinggi di Jawa, yang memiliki keistimeawan dan keindahan yang mengagumkan Gunung Cikuray banyak dikunjungi para pecinta alama bebas terutama para pendaki Gunung. Selain itu Gunung Cukuray di pakai untuk stasiun pemancar TV swasta dan TVRI. Pemancaar bisa dikatakan sebagai Shelter pertama bagi para pendaki Gunung Cikuray. Di Gunung Cikury juga terdapat sebuah Air Terjun/Curug, yaitu Curug Cigendi. Curug yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter.
Di Kaki Gunung Cikuray kawasan cilawu terdapat perkebunan Teh hujau yang menghapar luas dan udara yang sejuk. Sedangkan di kawasan Bayongbong dan Cikajang kaki Gunung Cikuray didominasi oleh perkebunan warga sekitar. Sebagian besar lahan di bawah kaki Gunung Cikuray digunakan sebagai tempat bercocok tanam oleh masyarakat dan merupakan sumber penghasilan.
Daftar Isi
Sejarah Gunung Cikuray
Beberapa naskah kuno menyebutkan bahwa Gunung Cikuray sebagai Gunung Larang Srimanganti. Pada abad ke-17, lereng Gunung Cikuraty menjadi mandala, yaitu pusat pertapaan para pendeta dan kegiatan tulis menulis kerajaan Padjadjaran. Di tempat inilah tradisi kerajaan Sunda dalam bidang tulis-menulis berlangsung. Banyak naskah Sunda kuno yang ditulis saat itu dan menjadi pusat penelitian para ahli. Bukti-bukti tertulis mengenai mandala ini masih tersimpan di sebuah cagar budaya Ciburuy di Kecamatan Cigedug.
Dalam catatan sejarah yang dikumpulkan dari Perpustakan Pusat Dinas Sejarah (Disjarah) TNI-AD di Jalan Kalimantan Bandung, Nationaal Archief Belanda, dan Konklijke Bibliotheek Belanda, kawasan kaki Gunung Cikuray pun menjadi salah satu area konflik pihak Indonesia dengan Belanda pada tahun 1947-1949.Tentara Nasional Indonesia (TNI) melanjutkan perlawanan melalui perang gerilya dari hutan dan perkampungan Gunung Cikuray. Perkebunan Dayeuhmanggung dan Perkebunan Juliana kemudian dikuasai pasukan Belanda dan kembali dikelola Firma Tiedeman & van Kerchem.
Pendakian Gunung Cikuray
Untuk mendaki Gunung Cikuray dapat ditempuh dengan naik kendaraan umum dari Bandung atau dari Tasikmalaya menuju terminal Guntur. Dari sana diteruskan dengan angkutan kota menuju jalur pendakian, (Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuhmanggung). Ketiga jalur tersebut menawarkan medan yang sangat menarik dengan karakteristik masing-masing. Jalur Bayongbong adalah jalur yang paling terjal, tetapi dapat cepat sampai di puncak.
Jalur Pendakian Gunung Cikuray
Selain memiliki pemandangan yang indah dikawasan Gunung Cikuray terdapat dua Curug yang dijadikan tempat wisata yaitu Curug Cigandi dan Curug Cihanyawar. Setiap hari libur kedua curug tersebut banyak dikunjungi para wisatawan. Namun kedua curug tersebut tidak bisa ditemukan di jalur pendakian karena kedua curug tersebut berada di jalur yang berbeda.
Curug Cihanyawar
Curug Cihanyawar merupakan air terjun yang berada di bawah kaki Gunung Cikuray atau tepatnya di Desa Sukamumi Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Pemandangan kebun teh yang menghijau menyambut disepanjang jalan menuju curug menjadi sambutan indah. Sejauh mata memandang hamparan teh hijau ditambah dengan udara pegunungan yang cukup sejuk menyertai di setiap langkah kaki. Apabila kita datang masih pagi akan nampak pemetik teh tersebar di antara rimbunnya pepohonan teh. Jalan di dalam kebun teh hanya berupa tanah keras dengan batuan kerikil dan semakin ke dalam akan semakin sempit dan bertanah.
Curug Cigandi merupakan air terjun yang berada di kaki Gunung Cikuray. Curug ini berada di Kecamatan Bayongbong tepatnya 3 kilometer di atas Kampung Ciseupan. Curug Cigandi mempunyai ketinggian kurang lebih 20 meter.. Air yang mengalir deras dari atas sangat jernih karena bersumber dari mata air Gunung Cikuray.
Curug Cisarua berada di bawah kaki Gunung Cikuray dan merupakan air terjun yang masih alami dan asri. Jika dilihat dari kejauhan Curug Cisarua ini seakan terbelah menjadi dua seperti curug Sanghiyang Taraje karena diapit oleh dua punggungan bukit pinus dan lokasi pas berada di cerukan bukit. Di bawah curug berserakan batu-batu besar yang menambah keindahan curug. Curug yang berada di ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut ini memiliki undakan, berlatar batuan raksasa seperti di jaman purba, membuat Curug Cisarua ini terbilang sangat eksotis.
Curug Aden atau Curug Raden merupakan salah satu objek wisata alam yang ada Kecamatan Cilawu. Memiliki tinggi sekitar 10 meter, debit air Curug Aden debit airnya cukup deras. Suasana Alam di Curug Aden terbilang masih sangat asri karena memang curug Aden ini masih belum banyak dikunjungi wisatawan. Airnya bersih dan udaranya segar, Curug Aden bisa menjadi salah satu pilihan destinasi wisata Anda untuk mengisi liburan selama di Garut. Jika Anda berniat liburan ke Curug Cihanyawar, Jangan lupa untuk memasukan Curug Aden dan Curug Cisarua ke daftar list liburan Anda karena Curug Aden berada tidak jauh dari Curug Cisarua.
Sekilas jika kita perhatikan perbandingan antara Curug Cihanyawar dan Curug Cisarua, Curug Abeh memiliki ukuran yang lebih kecil, hampir sama dengan Curug Aden, Hanya saja debit air Curug Abeh tidak terlalu deras. Meskipun demikian curug yang satu ini tetap layak dan rekomended untuk Anda kunjungi, karena curug ini tidak kalah indah dengan curug-curug yang ada di cilawu yang telah disebutkan diatas. Curug Abeh memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan dukungan vegetasi alam disekitarnya yang masih asri membuat curug indah ini bisa kita nikmati. Kolam airnya cukup luas dan tidak terlalu dalam. Bisa digunakan untuk mandi untuk menikmati segarnya air Curug Abeh.
Leave a reply