• Menu
  • Menu

Candi Sukuh di Karanganyar yang Sedikit Vulgar

Dear sahabat Pagguci, kali ini masih akan membahas objek wisata di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jika sebelumnya kita telah membahas mengenai Candi Cetho, Puri Saraswati, dan Candi Kethek yang berada di lereng barat Gunung Lawu, dalam tulisan ini Panorama Indonesia akan membaha tentang Candi Sukuh yang terletak tidak jauh dari ketiga objek sebelumnya.
Secara administratif, Candi Sukuh berada di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kompleks candi yang dibangun pada abad 15 M semasa pemerintahan Suhita yang merupakan Ratu Majapahit. Candi Sukuh berada di tempat yang lebih rendah daripada Candi Cetho, yaitu hanya berada pada ketinggian 910 meter dpl, sehingga udara di sini cukup sejuk dan tidak sedingin seperti saat berada di Candi Cetho.
Sama seperti Candi Cetho, Candi Sukuh juga mempunyai susunan halaman yang berteras-teras seperti punden berundak. Jika Candi Cetho memiliki 13 teras, halaman Candi Sukuh hanya terdiri dari 3 teras saja. Ketiga teras tersebut melambangkan kesempurnaan yang harus dicapai oleh seorang manusia untuk mencapai nirwana.
Tidak jauh dari pintu masuk adalah bangunan teras pertama yang merupakan teras paling bawah. Pada teras ini terdapat gapura masuk yang berbentuk paduraksa. Konon pada halaman ini mengingatkan bahwa hidup tidak mudah, kesulitan dalam hidup disebabkan oleh melekatnya mala pada diri manusia. Yang unik pada gapura ini, pengunjung bisa melihat relief berbentuk alat kelamin pria dan wanita yang saling berhadapan.
Masuk ke halaman dua merupakan halaman yang semi sakral. Pada halaman kedua ini pengunjung disadarkan untuk menghilangkan kesulitan dalam hidup, yaitu dengan melakukan acara penyucian menggunakan air suci atau amrta. Pada teras ini terdapa relief pande besi yang menyombolkan bahwa pada masyarakat Jawa kuno, golongan ini memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan air suci.
Selanjutnya masuk ke halaman ketiga yang terletak pada posisi tertinggi merupakan halaman sakral letak dimana candi utama berada. Memasuki halaman ini para pengunjung diibaratkan sudah mencapai kesempurnaan hidup atau terbebas dari mala. Suasana pembebasan ini disimbolkan oleh relief Sudhamala. Bentuk candi utamanya sendiri cukup mirip dengan bentuk candi utama pada Candi Cetho, menyerupai limas yang atasnya rata. Pengunjung bisa naik ke atas candi utama dengan melewati pintu dan tangga yang sangat curam dan sempit. Untuk melewati tangga tidak bisa berpapasan antara pengunjung yang naik dan yang turun, sehingga harus lewat bergantian satu per satu.
Di depan candi utama terdapat juga sebuah relief kura-kura seperti halnya yang ada di Candi Cetho. Hal lain yang paling menarik, di depan candi utama ini juga terdapat arca seorang pria yang sangat jelas memamerkan alat kelaminnya. Panorama Indonesia masih belum tahu kenapa di candi ini banyak terdapat arca ataupun relief yang cukup vulgar. Umumnya, pada candi yang bercorak Buddha untuk menyimbolkan pria dan wanita menggunakan bentuk lingga dan yoni. Bedanya lingga dan yoni bentukanya tidak se-vulgar seperti yang ada di Candi Sukuh.
Ada satu hal yang menjadi pembeda antara Candi Sukuh dengan candi-candi lainnya, yaitu terletak pada relief yang terlukis di sekitar candi. Relief yang ada di Candi Sukuh terkesan tidak halus dan tergambar dengan sangat gamblang. Misalnya, relief manusa, binatang, dan tumbuhan, terlihat sangat jelas bentuk dan motifnya, serta berukuran cukup besar. Ini tentu saja sangat menarik karena pengunjung bisa melihat hal yang berbeda dibandingkan dengan candi kebanyakan. Bagaimana? Tertarik ke Candi Sukuh?
Baca Juga:  Monumen Angklung di Suwon Ciri Bandung Kota Seni Budaya
Paguci

Travel Information | Adventure - panduan perjalanan dan wisata di indonesia, itinerary, info tiket, info hotel, cerita perjalanan, tips traveling, inpirasi liburan dan berita wisata terkini.

View stories

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *