- Peta topografi
- Peta tematik
Sistem koordinat resmi dipakai ada dua cara :
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.
Koordinat grafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Koordinat Grid
Dalam koordinat grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol di sebelah barat Jakarta (6O LU, 98O BT).
Garis vertikal di beri nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garishorizontal di beri nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4,6,8 dan 14 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 atau 6 angka dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 atau 14 angka.
Kontur
Adalah garis khayal yang menghubungkan titik – titik berketinggian sama dari muka laut.
Skala Peta
Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua cara penulisan skala yaitu :
- Skala angka 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya
- Skala garis
Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
Tahun Peta
Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta (utara grid). Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf yang ada pada peta.
Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
Utara magnetis (UM) adalah arah ke kutub utara megnet yang ditunjukkan oleh jarum kompas
Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang di tunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi di atas harus ikut kita perhitungkan juga.
Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.
Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
Variasi Magnetis, adalah perubahan/pergeseran sudut utara magnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukkan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.
Legenda Peta
Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
- Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
- Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.
- Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang daerah terjal mempunyai kontur rapat.
- Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
- Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
2. Titik Triangulasi
Titik ketinggian ini yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi relative suatu tempat dari permukaan laut.
3. Mengenal tanda Peta
- Puncak gunung atau bukit, lembah antara dua puncak.
- Pertemuan anak sungai, tebing-tebing, sungai.
- Belokan jalan, jembatan, ujung desa, simpang jalan
- Secara garis besar, kompas terdiri dari :
- Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
- Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
- Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.
- Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut kompasnya serta sudut back azimutnya.
- Bidikan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir
- Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.
- Bidikan kompas kembali ke belakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diinginkan.
- Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)
- Letakkan peta pada bidang datar
- Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.
- Cari tanda-tanda medan di lokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta (seperti jalan raya, sungai,dll)
- Tanpa memperhitungkan deklinasinya, letakkan kompas sedemikian rupa sehingga sumbu pokok kompas terletak di atas garis batas lembar kiri atau kanan peta dan kita putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletak satu garis dengan garis peta tersebut.
- Lakukan orientasi peta
- Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat
- Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.
- Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.
INTERSECTION
- Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.
- Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya.
- Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B.
- Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya.
- Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita.
- Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
- Masjid selalu menghadap ke kiblat
- Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari.
- Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS).
- Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek dan angka 12 menunjukkan arah selatan.
- Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan jarum pendek menunjukkan arah utara.
- Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah pertemuan itu adalah selatan.
- Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukkan arah utara.
- Rasi bintang Crux (bintang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong horison dari tempat kita adalah arah selatan.
- Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat
Sumber, Buku Panduan DIKLATSAR PAGAR 2009
Leave a reply